Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 07 April 2009

LATAR BELAKANG BERDIRINYA JAKARTA ISLAMIC SCHOOL

LATAR BELAKANG BERDIRINYA JAKARTA ISLAMIC SCHOOL

Jakarta Islamic School (JISc) didirikan untuk menjawab tantangan dunia pendidikan di Indonesia. Seperti kita ketahui bersama, sudah banyak sekolah yang menerapkan kurikulum international tetapi sangat kurang sekali wawasan dan pemahaman keislamannya atau juga banyak sekali sekolah-sekolah yang menekankan keislaman tapi belum memiliki kurrikulum internasional (masih berskala lokal), dengan lahirnya JISc, maka, diharapkan bisa memenuhi dahaga orang tua yang menginginkan anaknya memiliki wawasan global, berakhlak islami, dan tidak melupakan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia.
Pada awal JISc berdiri, jumlah siswa terdaftar ada 180 anak, yang duduk di bangku Playgroup, TK dan SD. Sekolah yang awalnya berlokasi di Jalan Inspeksi no. 41 A, Pangkalan Jati, Jakarta Timur, memiliki gedung sekolah yang sangat amat sederhana, bahkan ada orangtua siswa ada yang mencibir sekolah dengan sebutan “Kandang Kebo”. Tetapi dengan ketekunan dan usaha Mam Fifi dan guru-guru lainnya, para orangtua percaya pada JISc. Karena, banyak perubahan yang dialami oleh anak-anaknya, terutama dalam kemampuan agama Islam dan bahasa Inggrisnya. Sehingga, secara tidak langsung para orangtua telah berperan menjadi marketing JISc. Yakni dengan berusaha mengajak teman serta tetangganya untuk menyekolahkan anak-anaknya di JISc. Hal itu bisa dilihat dari peningkatan jumlah siswa di tahun berikutnya yang berjumlah 280 siswa yang menempuh jenjang Playgroup, TK dan SD.
Di tahun kedua JISc berdiri, kepercayaan masyarakat akan keberadaan JISc semakin tinggi. Terbukti dari banyaknya permintaan untuk mendirikan JISc dekat wilayah mereka. Didukung dengan banyaknya jumlah siswa baru yang mendaftar di JISc.
Sehingga, pada perkembangannya, JISc pindah ke Jalan Curug, Pondok Kelapa, Kalimalang, Jakarta Timur. Saat itulah JISc semakin diminati banyak orang. Pada tahun 2005, dibangunlah gedung baru JISc di Jalan Manunggal 1, Komplek Kodam, Jatiwaringin, Jakarta timur. Lalu, pada tahun 2008, jumlah siswa JISc secara keseluruhan, 1.185 orang. Saat ini, JISc sudah memiliki beberapa cabang di antaranya di Joglo (Jakarta barat), Depok dan boys boarding school di Bogor. Jumlah siswa di seluruh cabang pun cukup mengagumkan yakni sebanyak 860 siswa dalam kurun waktu tiga tahun.

KURIKULUM JISc

Pada awalnya, pembelajaran di JISc, diformulasikan dari hasil pengalaman belajar dan mengajar pendirinya di luar negeri dan penggabungan beberapa metode yang di ambil dari Negara Malaysia, Australia dan Singapura. Buku-buku dari ke 3 negara tersebutlah yang menjadi sumber dan bahan pengajaran yang biasa disebut International Curriculum. Dengan menggabungkan pelajaran keislaman dan memasukkan nilai-nilai Islami pada setiap mata pelajaran, maka JISc disebut Sekolah Islam International.
Dengan kurikulum yang ada tersebut, ternyata animo masyarakat sangat tinggi. Serta pengharapan masyarakat terhadap JISc sebagai Sekolah Islam Internasional sangat luar biasa. Hal itu, tidak menyebabkan pendirinya merasa puas bahkan terus mencari dan memacu untuk mencari The True Internatioanl Islamic School. Dalam pencarian konsep tersebut, pendiri JISc telah mencari ke berbagai negara dan dalam perjalanannya, JISc pernah bersinggungan dengan Khalifah Institute yang mempertajam visinya, dari sekedar “Membentuk Generasi Rabbani yang Berwawasan International, Berakhlak Islami dan tetap Memiliki Jati Diri sebagai Bangsa Indonesia” menjadi ”Membentuk Khalifah Fiil Ardhi/Pemimpin Dunia/Molem Future Leader yang Beraqidah Islam, berwawasan International dan Memiliki Kepribadian sebagai Bangsa Indonesia”

VISI
”Membentuk Khalifah Fiil Ardhi/Pemimpin Dunia/Molem Future Leader yang Beraqidah Islam, berwawasan International dan Memiliki Kepribadian sebagai Bangsa Indonesia”

MISI
1. Producing people who always think creatively and independent with a Quranic perspective (membentuk manusia yang selalu berfikir kreatif dan mandiri dengan perspektif Qurani--Jailul Qurani)
2. Producing long life learners who love knowledge and use modern science and information technology, in their building of an Islamic civilization (membentuk generasiyang mencintai ilmu pengetahuan dengan memanfaatkannya kemajuan zamannya agar mampu membangun peradaban Islam)
3. Producing Brave people who can face the problem and future (membentuk masyarakat cerdas dan brilian yang dapat menghadapi rintangan kehidupan)

Khalifah yang diharapkan oleh JISc adalah Khalifah yang memiliki 5 Initiatif, yaitu :

1. Menguasai bahasa Inggris dan bahasa Arab sebagai bahasa pergaulan dunia
2. Memiliki thinking skill (kemampuan berpikir) sebagai modal untuk memecahkan permasalahan-permasalahan kehidupan
3. Memiliki akhlak Islami sebagai modal untuk berinteraksi dan menjadi contoh di lingkungannya
4. Memiliki kemampuan Information and technology (IT—teknologi informasi) sebagai bekal untuk memperluas wawasan dan berinteraksi dengan zamannya
5. Memiliki jiwa seni yang akan mengasah kepekaan nurani dan kepekaan sosial

Untuk mencapai visi dan misi, tidaklah mudah tetapi perlu proses juga waktu, perjuangan tanpa henti disamping tak kalah pentingnya adalah metode dan strategi untuk mencapainya. Dengan metode “life is real, learning by practice” serta strategi “school ilike at home”, so, “ we do all together” diharapkan mampu menunjang visi dan misi JISc.
Selain itu, sejumlah motivasi dicetukan agar bersemangat mengemban tugas dan mewujudkan visi dan misi JISc, yakni:
1. Spiritual Motivation (for all): “I am Khalifah of Allah (Moslem Future Leader), my responsibility are; make myself good, help others become good and make physical world good.”
2. Educational Motivation: “JISc is not only school for students, but also school for teachers, school for staff, school for founder and director, school for parents and school for trainers.” (School for all).
3. Internatioanal Motivation: “Learn… Not copy.” (We are Different)
4. Leader Motivation: “Do the best, everybody will follow us, serve them, teach them abd to them. Take desicion for all sides, not for one side.” (Kita pemimpin dan kita melayani)
5. Student Motivation: “I am Khalifah of Allah.” (I am a Leader)
6. Teacher Motivation: “Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi.”
7. Management Motivatioan: :If you see something, do something.”